Surat Balasan Kepada Ota Nyudo Dono

Gosyo Zensyu Halaman 1009

Surat Balasan kepada Ota NyudoDono ini ditulis di Gunung Minobu pada tanggal 13 bulan 11 tahun Kenji pertama (1275), ketika Nichiren Daisyonin berusia 54 tahun. Surat ini diberikan kepada Ota Nyudo yang tinggal di Propinsi Simofusa, daerah Nakayama. Nama lain dari surat ini adalah Perihal Tenju Kyoju atau Kobyonoji no Koto.

Ota Nyudo adalah seorang samurai dan nama aslinya adalah Ota Saemon Nojo Noriaki. Setelah ia membuang hati kepercayaan kepada Sekte Syingon dan menjadi penganut Nichiren Daisyonin, di belakang nama Nyudo diberi nama Jomyo. Ia tinggal di Propinsi Simofusa, daerah Nakayama dan memiliki tanah di daerah Etcyu dan Hitaci. Ota Nyudo, Toki Jonin, dan Soya Kyosin adalah pemimpin di daerah Simofusa. Dalam Surat dari Ota Nyudo yang dikirim kepada Nichiren Daisyonin tertulis mengenai keadaan Nyudo yang sakit. Maka, "Surat Balasan kepada Ota Nyudo Dono" adalah surat balasan atas surat tersebut.

Dalam surat ini terdapat bimbingan mengenai penyakit dengan mengutip sutra dan sastra yang membahas penyakit, seperti Vimalakirti-sutra, Nirvana-sutra, Saddharmapundarika-sutra, Mahaprajnaparamita-sastra dari Bodhisattva Nagarjuna, Makasyikan dari Mahaguru Tien-tai dan lain-lain. Jika seluruh kalimat sutra dalam surat ini dibahas akan menjadi panjang. Maka, mengenai pembahasan penyebab penyakit dititikberatkan pada yang dibabarkan di dalam Nirvana-sutra dan Makasyikan.

Dalam Nirvana-sutra dikatakan, "Pada waktu itu, Sang Tathagata..... mengambil penampilan sebagai orang yang tubuhnya sakit dan berbaring di sisi kanannya seperti orang yang sakit". Saddharmapundarika-sutra menyatakan, "Dengan sedikit penyakit dan sedikit kesulitan". Dalam Makasyikan rol ke-8 dikatakan, "Vimalakirti menggunakan tempat tidur tempat ia terbaring sakit di Vaisali untuk membabarkan ajarannya......Tathagata menggunakan kematiannya untuk mengajarkan kekekalabadian jiwa dan menjelaskan kekuatan Hukum Buddha melalui penyakit". Kalimat lainnya dari Makasyikan mengatakan, "Ada enam sebab jodoh timbulnya penyakit, (1). Ketidakharmonisan dari empat unsur besar; (2). Makan dan minum yang tidak mengenal kepuasan; (3). Keadaan tubuh yang buruk; (4). Serangan Ki dari luar; (5). Serangan iblis dari dalam; (6). Akibat karma".

Dalam Nirvana-sutra dikatakan, "Ada tiga macam orang di dunia yang penyakitnya susah disembuhkan. Mereka adalah: (1). Orang yang memfitnah ajaran Mahayana; (2). Orang yang melakukan lima dosa besar; (3). Icchantika. Orang-orang tersebut menderita penyakit yang terparah".

Bagian lain dari Nirvana-sutra mengatakan, "Orang yang membuat karma buruk pada masa ini, pasti akan jatuh ke dalam penderitaan neraka pada masa berikutnya. Bagaimanapun juga, dengan menyumbang kepada Tri Ratna, seseorang dapat terhindar dari terjatuh ke dalam penderitaan neraka pada kehidupan yang akan datang. Akan tetapi, sebagai gantinya ia akan menderita penyakit kepala, mata atau punggung pada hidup kali ini". Dalam Makasyikan dikatakan, "Meskipun seseorang memiliki karma berat....akibatnya dapat dikurangi dalam kehidupan kali ini. Dengan demikian, penyakit muncul pada saat karma buruk akan dihapus", dan lain-lain.

Dalam Mahaprajnaparamita-sastra, Bodhisattva Nagarjuna mengatakan, "Bertanya dengan berkata, jika demikian, tidak ada sutra dari Avatamsaka sampai dengan Prajnaparamita yang merupakan hukum rahasia dan tersembunyi (Himitsu), namun Saddharmapundarika-sutra adalah rahasia dan tersembunyi.....Saddharmapundarika-sutra bagaikan tabib agung yang mengubah racun menjadi obat". Dengan mengutip kalimat sastra itu, Mahaguru Tien-tai mengatakan, "Sutra ini membuat Dwiyana dapat mencapai kesadaran dengan cara yang sama seperti tabib ahli mengubah racun menjadi obat". Oleh karena itu, dalam Mahaprajnaparamita-sastra dikatakan, "Tidak ada sutra lainnya yang rahasia dan tersembunyi, namun Saddharmapundarika-sutra adalah rahasia dan tersembunyi". Dalam Makasyikan dikatakan, "Karena Saddharmapundarika-sutra dapat sungguh-sungguh menyembuhkan, maka disebut juga gaib (Myo)". Mahaguru Miao-lo mengatakan, "Karena dapat menyembuhkan yang benar-benar sulit untuk disembuhkan, maka disebut gaib (Myo)".

Dalam Nirvana-sutra dikatakan, "Pada waktu itu, Raja Ajatasatru dari Rajagriha bersifat buruk.....ia membunuh ayahnya, tetapi kemudian dalam hati timbul penyesalan sehingga ia menjadi demam dan bisul tumbuh di seluruh tubuhnya. Bisul ini menjadi buruk dan berbau busuk, sehingga orang-orang yang mendekatinya merasa jijik. Pada waktu itu, ibunya, Vaidevi, mencoba menolong dengan menggunakan bermacam-macam obat, namun semuanya hanya membuat bisul itu bertambah parah, kelihatannya tidak ada harapan untuk disembuhkan. Raja menjelaskan kepada ibunya bahwa bisul itu disebabkan dari hati, bukan timbul dari ketidakharmonisan keempat unsur besar. Oleh karena itu, tabib biasa tidak dapat sungguh-sungguh menyembuhkannya. Pada saat itu, Buddha Sakyamuni, guru pembimbing yang mahakaruna, demi sang raja, memasuki 'meditasi mencintai bulan 1'. Ketika Beliau memasuki tingkat meditasi yang terdalam, seberkas sinar yang cemerlang memancar keluar dari Buddha dan menyinari tubuh raja. Bisul di tubuhnya itu dalam sekejap langsung sembuh".

Dalam rol ke-7 Saddharmapundarika-sutra, Sutra Mahamaitri dan menyeluruh, dikatakan, "Sutra ini merupakan obat manjur untuk penyakit manusia di seluruh dunia. Jika seseorang jatuh sakit dan dapat mendengar sutra ini, penyakitnya langsung hilang dan musnah serta menjadi tidak tua dan tidak mati".

Catatan kaki: 'Meditasi mencintai bulan' berarti, mahakarunia Sang Buddha yang tak terbatas dibandingkan dengan sinar bulan yang menghilangkan kekhawatiran seseorang dan dapat membawa ketenangan pikiran.

 

logonsi.png

Situs resmi Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia.

A Jl. Minangkabau No. 23A - 25, 12970, Jakarta Selatan, IndonesiaEadmin@nsi.or.id
M +6221 8311 844, +6221 8314 959

Follow Us

Subscribe Us

Daftarkan email anda untuk mendapatkan update seputar gosyo, pemaparan dharma, berita atau kegiatan terkini NSI langsung ke email anda.

Copyright © 2024 Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia.
All Right Reserved.

Search

+6221 8311 844Jl. Minangkabau No. 25, 12970, Jakarta Selatan, Indonesia